Seni Jaranan Kediri adalah jenis kesenian kuda lumping yang berkembang di Kediri, Jawa Timur. Kesenian Jaranan atau Jathilan dari Ponorogo masuk ke Kediri pada abad 19 masa Hindia Belanda.
Kediri merupakan salah satu kota tertua yang berada di Provinsi Jawa Timur. Dahulunya, Kediri ialah sebuah kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha yang sempat berjaya di tahun 1044-1222 Masehi. Kota ini memiliki berbagai macam kebudayaan, salah satunya yaitu Jaranan. Jaranan merupakan seni tari tradisional yang memiliki ciri khas pada iringan gamelan rancak, tabuhan gendang, gong, saron, serta tiupan suling. Jaranan ini sendiri memiliki banyak versi tentang asal muasalnya. Salah satu yang paling berkembang di masyarakat Kediri yaitu berawal dari pernikahan putri Kerajaan Panjalu, Dewi Dyah Ayu Songgolangit dengan Klana Sewandono. Singkat ceritanya, ketika iring-iringan temanten dari Kerajaan Panjalu ke Wengker keduanya diarak oleh para prajurit yang menunggangi kuda yang diiringi oleh musik dari besi. Untuk mengenang pernikahan keduanya terciptalah seni jaranan ini. Disebut jaranan karena dalam kesenian ini para penari menggunakan properti berupa jaran...
Selama pementasan pada Jaranan Kediri menggunakan barongan lawasan yang notabenya berasal dari Tulungagung, maka dari itu Bambang yang seorang Seniman Reog Ponorogo di Bangsal Kediri membuat bentuk model barongan kreasi terbaru dengan beberapa sentuhan modern, seperti bentuk ujung mulut berbentuk huruf "M" atau bentuk "Love" yang dikonteskan pada lomba pembuatan barongan kuda lumping dan menjadi Juara, sehingga menjadi suasana baru pada Jaranan di kediri dan menjadi acuan Barongan pada Jaranan Kediri pada saat ini.
informatif
BalasHapusbagus banget
BalasHapus